Sekarang ini lagi marak – maraknya gosip pewarna makanan...umumnya orang tertarik dengan makanan yang warnanya mencolok alias ngejreng..,,eits....tunggu dulu, cek benar – benar ya jangan asal beli. Anda sebagai konsumen harus pintar – pintar dalam memilih......
· Efek dari pewarna buatan atau sintetik pada makanan
Ketika memilih makanan dan minuman semua orang tidak mungkin dapat langsung menentukan pilihan berdasarkan rasanya. Terkecuali mereka yang memang sudah terbiasa mengonsumsi dan mengetahui betul rasa makanan tersebut. Umumnya yang pertama kali diperhatikan saat memilih makanan dan minuman adalah kenampakan visualnya, terutama warna. Tidak sedikit orang yang membeli suatu jenis makanan yang hanya karena melihat warnanya yang menarik.( Anonymous a, 2009 )
Zat warna sintetik ditambahkan ke makanan untuk alasan kosmetik. Yakni, mengembalikan warna yang hilang selama proses pembuatan makanan dan minuman. Membuat menjadi menarik, memancing perhatian, membangkitkan selera makan. Zat warna juga membuat makanan lebih terlihat “alami” dan menciptakan makanan tersebut mengandung bahan-bahan segar, padahal sebenarnya artificial. Kadang zat warna juga menjadi penanda jenis. Missal permen berwarna kuning, biasanya berasa lemon. Tujuannya supaya saat kita memakannya, kita tak merasa terkejut, karena ada kesesuaian antara warna dan rasanya. ( Anonymous a, 2009 )
Pemakaian zat-zat warna yang dibuat dilaboratorium ini juga menyebabkan berbagai problem keamanan makanan, karena mengganggu keseimbangan biokimia tubuh. Sebab tubuh manusia tidak didesain untuk menangani bahan-bahan sintetik. Dalam jangka pendek, zat-zat warna ini menyebabkan sakit kepala, alergi kulit, menurunnya energy, gangguan konsentrasi, perubahan perilaku. Dalam jangka panjang, meningkatkan resiko kanker, penyakit jantung, dan penyakit degenerative lainnya. ( Anonymous a, 2009 ).
Menghindai diri dari zat-zat sintetik ini bias meningkatkan kesehatan dan menurunkan resiko penyakit. Caranya, baca label makanan dengan teliti dan ketahui dampak yang bisa timbul jika kita mengkonsumsi pewarna yang ada didalamnya. ( Anonymous a, 2009 ).
Resiko zat warna sintetik ( Anonymous a, 2009 ) :
· TARTRAZINE ( E102 )
Warna yang timbul : kuning terang
Terdapat di : berbagai makanan berwarna kuning, missal softdrink, kacang polong kalengan, cake, eskrim, pasta kentang.
Efek kesehatan : memicu asma, ruam kulit, hiperaktivitas, migren, rhinitis, menurunkan aktivitas enzi m pencernaan, mengurangi mineral seng dalam tubuh.
· CARMOISINE ( E122 )
Warna yang timbul : merah
Terdapat di : jelly, selai, cake, permen, yogurt, biscuit.
Efek kesehatan : memicu asma, ruam kulit, hiperaktivitas, mutagenic
· ERYTHROSINE ( E127 )
Warna yang timbul : merah cerah
Terdapat di :eskrim, wafer, ceri glazing, makanan kalengan.
Efek kesehatan : memicu asma, ruam kulit, hiperaktivitas, perasaan moody.
· AMARANTH
Warna yang timbul : merah
Terdapat di :hamper semua makanan dan minuman berwarna merah missal jelly, softdrink, permen.
Efek kesehatan : memicu asma, ruam, hiperaktif.
· CARAMEL ( E150 )
Warna yang timbul : coklat tua
Terdapat di : minuman cola, softdrink, wafer, makanan berkaramel.
Efek kesehatan : mengurangi jumlah sel darah putih, mengurangi penyerapan vitamin B6.
· SUNSET YELLOW ( E110 )
Warna yang timbul : kuning-oranye
Terdapat di : sofdrink, sereal, biscuit, acar kalengan, sup, manisan, eskrim, daging proses
Efek kesehatan : muntah, gangguan lambung.
· PONCEAU 4R ( E124 )
Warna yang timbul : merah
Terdapat di : produk manis dan gurih seperti pai, biscuit, campuran cake, eskrim
Efek kesehatan : asma, menghambat kerja enzim pencernaan.
· ALLURA RED( E129 )
Warna yang timbul : merah
Terdapat di : biscuit, eskrim, jelly, beberapa sereal.
Efek kesehatan : memicu ruam kulit bagi orang yang sensitive
· INDIGOTINE ( E132 )
Warna yang timbul : biru gelap, kadang dicampur tartrazine agar timbul warna hijau
Terdapat di : biscuit, pudding, permen, selai, softdrink.
Efek kesehatan : mual, muntah, tekanan darah tinggi
· BRILLIANT BLUE ( E133 )
Warna yang timbul : biru, berubah warna menjadi hijau jika dicampur tartrazine.
Terdapat di : sereal sarapan pagi, makanan kaleng, biscuit, permen.
Efek kesehatan : ruam kulit, hiperaktivitas.
· BRILLIANT BLACK ( E151 )
Warna yang timbul : biru hitam
Terdapat di : permen, sup, softdrink yang mengandung blackcurrant, atau buah-buahan berwarna gelap.
Efek kesehatan : mengurangi fungsi enzim pencernaan.
Berbagai penelitian dan uji telah membuktikan bahwa dari penggunaan zat pewarna ini pada makanan dapat menyebabkan kerusakan pada organ hati. Pada uji terhadap mencit, diperoleh hasil ; terjadi perubahan sel hati dari normal menjadi nekrosis dan jaringan disekitarnya mengalami disintegrasi atau disorganisasi. Kerusakan pada jaringan hati ditandai dengan terjadinya piknotik (sel yang melakukan pinositosis ) dan hiperkromatik (pewarnaan yang lebih kuat dari normal) dari nukleus. Degenerasi lemak dan sitolisis dari sitoplasma. Batas antar sel tidak jelas, susunan sel tidak teratur dan sinusoid tidak utuh. Semakin tinggi dosis yang diberikan, maka semakin berat sekali tingkat kerusakan jaringan hati mencit. ( Anonymous b, 2009 )
· Illegal pactice
Repotnya jadi konsumen di Indonesia! Memilih produk makanan yang sehat tampaknya perlu kerja keras. Bayangkan! Pengujian di laboratorium Balai Besar POM Yogyakarta, Semarang, maupun Medan, menunjukkan, setengah dari contoh produk pangan mengandung bahan tambahan makanan terlarang. Zat tambahan berbahaya yang paling sering ditambahkan produsen adalah zat pewarna rhodamine B dan methanyl yellow. Kendati, Badan POM telah cukup lama mensosialisasikan kepada konsumen maupun produsen, tampaknya belum ada tanda-tanda makanan yang mengandung zat berbahaya itu akan lenyap dari pasaran. Demikian terungkap dalam round table discussion perumusan strategi promosi keamanan pangan oleh Badan POM di Jakarta, belum lama ini. Masalah terbesar dalam penggunaan zat berbahaya ini adalah: kesadaran konsumen untuk lebih berhati-hati memilih makanan masih sangat rendah. Yang penting kenyang dan lezat. Sedangkan buat produsen, tak ada larangan tegas yang menghalangi mereka menambahkan zat apapun dalam produk mereka, terutama buat industri rumah tangga. Waspadai Makanan Berwarna Warni Rhodamine B, adalah pewarna tekstil, yang jadi favorit produsen untuk membuat warna produknya berwarna-warni menarik. Padahal, zat ini sangat beracun jika tertelan, terhirup maupun terserap lewat kulit. Zat ini juga bersifat karsinogenik atau dapat memicu kanker.
Efek Rhodamine B adalah pada proliferasi dari fibroblas yang diamati pada kultur sistem. Rhodamine B pada takaran 25 mikrogram/ml dan diatasnya secara signifikan menyebabkan pengurangan sel setelah 72 jam dalam kultur. Studi ini menghasilkan bahwa 50 mikrogram/ml dalam rhodamine B menyebabkan berkurangnya jumlah sel setelah 48 jam dan lebih. Studi ini juga menyarankan bahwa zat warna rhodamine B menghambat proliferasi tanpa mengurangi penggabungan sel. Gabungan [3H] timidine dan [14C] leusin dalam fraksi asam tidak terlarut dari membran sel secara signifikan dihambat oleh 50 mikrogram/ml Rhodamine B. Rhodamine 6G menyebabkan kerusakan sel yang parah dan rhodamine B secara signifikan mengurangi jumlah sel. Rhodamine 123 tidak memiliki efek yang berarti, sedangkan. Lebih jauh lagi, rhodamine B mengurangi jumlah sel vaskuler endothelial pada pembuluh darah sapi dan sel otot polos pada pembuluh darah hewan berkulit duri setelah 72 jam dalam kultur. Sehingga tidak berlebihan jika studi ini menyimpulkan bahwa rhodamine B menghambat proses proliferasi lipo fibroblast pada manusia.
Ir Sri Winarti MP, peneliti dari Universitas Pembangunan Negeri (UPN) Veteran Surabaya mengungkapkan hal tersebut ketika di temui di gedung Fakultas Teknologi Industri UPN Surabaya Jl Raya Rungkut Madya Surabaya, Jumat (20/8). Dijelaskan Winarti penelitian ini dikhususkan untuk mengetahui atau menganalisa zat warna sintektik pada makanan dan minuman yang beredar dipasaran diantaranya, makanan jelly, krupuk dan minuman ringan berkarbonasi. “Hasil penelitian ini nantinya akan dipublikasikan ke media dengan harapan masyarakat segera mengetahui dampak dan bahaya dari zat perwarna tersebut bagi kesehatan, “ ujarnya.
Selain membahayakan kesehatan, menurut Winarti pemakaian zat pewarna juga melanggar hukum yaitu Undang-undang (UU) Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen pasal 7 dan 8, UU Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan pasal 6,8,10,11, 16, 20,21 dan 26, UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan pasal 21, serta Permenkes RI no 722/Menkes/Per/IX/1998 tentang Bahan Tambahan Makanan dan Keputusan Direktur Jendral Pengawasan Obat dan Makanan Nomor 02592/B/SK/VIII/1991 tentang Penggunaan Bahan Tambahan Makanan.
Lebih lanjut kata Winarti, zat warna yang dilarang sebagai bahan tambahan pada produk pangan juga tercantum dalam Permenkes RI no 722/Menkes/Per/XI/1998 tentang tambahan makanan yakni zat rhodamin B, zat saffron dan zat amarant.
Akibat pemakaian zat tersebut, kata Winarti, untuk zat rhodamin B dapat menyebabakan gangguan fungsi hati atau kanker hati dan akan terasa setelah puluhan tahun, sehingga sulit dilacak penyakit korban akibat mengkonsumsi makanan yang tercemari rhodamin B. Zat tartazine dapat menyebabkan tumor di ginjal dan adrenal pada hewan yang diteliti sebagai bahan percobaan sehingga untuk konsumsi bagi manusia harus lebih dicermati. Zat quinoline yellow dapat menyebabkan efek samping pada anak yaitu menjadi hiperaktif bagi anak yang sensitif.
Sedangkan zat carmine dapat menyebabkan efek samping pada anak yaitu menjadi hiperaktif dan dapat menimbulkan reaksi alergik yang hebat karena berasal dari jenis insecta dan bisa menimbulkan infeksi. Zat erythrosine dapat menyebabkan efek samping tumor thyroid dan sangat berbahaya bagi kesehatan. Zat amaranth dapat menyebabkan kematian yang cepat, kata Winarti.
Winarti mengimbau kepada masyarakat agar berhati-hati dan waspada terhadap zat perwarna serta berharap kepada pemerintah agar mengambil sikap yang tegas kepada pelaku usaha atau orang yang melanggar dengan diproses secara hukum. “Instansi terkait harus melakukan pengawasan dan kontrol terhadap produk pangan secara periodik, memberikan pelatihan kepada usaha kecil menengah (UKM) atau perorangan yang memproduksi pangan secara berkala dan pemerintah harus segera menyusun konsep Perda tentang peredaran pangan, “ tambahnya
· Pewarna alami
Beberapa contoh zat pewarna alami yang biasa digunakan untuk mewarnai makanan (Dikutip dari buku membuat pewarna alami karya nur hidayat dan elfianis saati terbitan Trubus Agrisarana 2006) adalah:
· KAROTEN
Menghasilkan warna jingga sampai merah. Biasanya digunakan untuk mewarnai produk-produk minyak dan lemak seperti minyak goreng dan margarin. Dapat diperoleh dari wortel, papaya dan sebagainya.
· BIKSIN
Memberikan warna kuning seperti mentega. Biksin diperoleh dari biji pohon Bixa orellana yang terdapat di daerah tropis dan sering digunakan untuk mewarnai mentega, margarin, minyak jagung dan salad dressing.
· KARAMEL
Berwarna coklat gelap dan merupakan hasil dari hidrolisis (pemecahan) karbohidrat, gula pasir, laktosa dan sirup malt. Karamel terdiri dari 3 jenis, yaitu karamel tahan asam yang sering digunakan untuk minuman berkarbonat, karamel cair untuk roti dan biskuit, serta karamel kering. Gula kelapa yang selain berfungsi sebagai pemanis, juga memberikan warna merah kecoklatan pada minuman es kelapa ataupun es cendol
· KLOROFIL
Menghasilkan warna hijau, diperoleh dari daun. Banyak digunakan untuk makanan. Saat ini bahkan mulai digunakan pada berbagai produk kesehatan. Pigmen klorofil banyak terdapat pada dedaunan (misal daun suji, pandan, katuk dan sebaginya). Daun suji dan daun pandan, daun katuk sebagai penghasil warna hijau untuk berbagai jenis kue jajanan pasar. Selain menghasilkan warna hijau yang cantik, juga memiliki harum yang khas.
· ANTOSIANIN
Penyebab warna merah, oranye, ungu dan biru banyak terdapat pada bunga dan buah-buahan seperti bunga mawar, pacar air, kembang sepatu, bunga tasbih/kana, krisan, pelargonium, aster cina, dan buah apel,chery, anggur, strawberi, juga terdapat pada buah manggis dan umbi ubi jalar. Bunga telang, menghasilkan warna biru keunguan. Bunga belimbing sayur menghasilkan warna merah. Penggunaan zat pewarna alami, misalnya pigmen antosianin masih terbatas pada beberapa produk makanan, seperti produk minuman (sari buah, juice dan susu).
· KURKUMIN
Berasal dari kunyit sebagai salah satu bumbu dapur sekaligus pemberi warna kuning pada masakan yang kita buat.
SEMOGA BERMANFAAT...........
Daftar pustaka
Anonymous a. 2009. Pewarna makanan. http://jiunkpe/s1/jdkv/2007/jiunkpe-ns-s1-2007-42402038-5317-pewarna_sintesis-appendices.pdf
Anonymous b. 2009. Pewarna makanan. www.irwantoshut.com.
Komentar
Posting Komentar